Rilis Jalastoria Memeringati Hari Perempuan Internasional 2022: Kesetaraan Gender Hari Ini untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

 Rilis Jalastoria Memeringati Hari Perempuan Internasional 2022: Kesetaraan Gender Hari Ini untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

(Jalastoria.id)

Tanggal 8 Maret masyarakat dunia memperingati Hari Perempuan Internasional.  Hari perempuan internasional tahun ini mengusung tema #BreakTheBias. Sebuah kampanye yang mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk bersama-sama memperjuangkan kesetaraan, menciptakan dunia yang bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi. Sebuah kampanye yang mengajak supaya masyarakat dunia bersama-sama bergerak menciptakan kesadaran tentang pentingnya menempatkan kesetaraan dalam ruang kehidupan.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional 2022: Seruan Penguatan Perlindungan pada Perempuan dari Kekerasan

Kesetaraan gender menjadi unsur penting pembangunan suatu negara. Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, kesetaraan gender diyakini dapat memperkuat kemampuan negara untuk berkembang dan mengurangi kemiskinan. Sebagaimana dikutip dalam laman SDGs Badan Perencanan Pembangunan Nasional, mempromosikan kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan masyarakat.

Sebaliknya, perspektif bias gender menimbulkan dampak sigifikan terhadap kehidupan perempuan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.  Sebagaimana Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan yang diterbitkan bersamaan dengan peringatan hari perempuan internasional, kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan mengalami peningkatan secara signifikan. Sepanjang 2021, tercatat peningkatan sebanyak 50 persen jumlah kasus, yaitu sebanyak 338.496 kasus dibandingkan  dengan 2020 yang mencatat sebanyak 226.062. Lonjakan tajam teridentifikasi pada data Badan Peradilan Agama (Badilag) sebesar 52%, yakni 327.629 kasus (dari 215.694 pada 2020).

Baca Juga: Jaringan Perempuan Keluhkan Sikap Pemerintah ‘Rahasiakan’ DIM RUU TPKS

Data pengaduan ke Komnas Perempuan juga meningkat secara signifikan sebesar 80%, dari 2.134 kasus pada 2020 menjadi 3.838 kasus pada 2021. Komnas Perempuan menggarisbawahi terdapat kelompok yang seharusnya menjadi pelindung, teladan, dan pihak yang dihormati justru menjadi pelaku kekerasan berbasis gender terhadap perempuan. Dari total kasus,  sebanyak 9 persen dilakukan oleh kelompok ini, seperti pejabat publik, aparatur sipil negara (ASN), tenaga medis, anggota TNI dan Anggota Polri. Para pelaku dari kelompok ini menjadi sorotan karena memiliki kekhasan terkait kekuasaan berlapis baik kekuasaan patriarkis termasuk relasi kekeluargaan dan ekonomi maupun kekuasaan jabatan dan pengaruh yang dimiliki oleh pelaku. Situasi ini pada akhirnya menimbulkan impunitas, di mana korban tidak mendapatkan dukungan penyelesaian kasus pada sistem peradilan pidana, terjadi situasi penyangkalan atas kekerasan yang dialaminya sehingga mengakibatkan korban bungkam dan meminta mutasi ke kota lain. Demikian pula halnya berbagai kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan lainnya yang hingga hari ini masih menjadi pekerjaan rumah semua pihak.

JalaStoria Indonesia, sebuah lembaga masyarakat yang didirikan secara swadaya pada 2 Agustus 2018 dan berbadan hukum perkumpulan telah melakukan upaya kampanye kesetaraan gender sejak organisasi ini didirikan. Berangkat dari kepedulian dan keinginan kuat untuk ikut berkontribusi dalam penghapusan diskriminasi berbasis gender dan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, JalaStoria melakukan kampanye-kampanye sebagai upaya membuka ruang bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak untuk melepaskan beban berat yang menimpa melalui penyampaian cerita yang dapat dimuat di website JalaStoria dan menyediakan ruang konseling yang dipandu pakar yang expert di bidangnya.

Baca Juga: MPI Dorong DPR RI Kawal Tuntas Keterwakilan Perempuan di KPU dan Bawaslu

Selain memberikan ruang bagi perempuan dan anak, JalaStoria bersama-sama mitra berupaya membangun kapsitas perempuan dengan memberikan pelatihan menulis gratis, mengadakan  kelas kesetaraan gender, dan beberapa kelas lainnya. Melalui kelas menulis JalaStoria berharap masyarakat pada umumnya dan perempuan khususnya dapat berkontribusi aktif menuliskan gagasan dalam upaya penghapusan diskriminasi berbasis gender dan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dapat disalurkan ke berbagai media yang tersedia, terutama pada kolom JalaStoria.id.

Sejak November 2021 sampai dengan Februari 2022, JalaStoria telah menyelenggarakan beberapa kali Kelas Menulis dan para alumni telah berkontribusi menulis di JalaStoria.id. Kami yakin, sebagaimana tema hari perempuan internasional tahun ini, menciptakan dunia yang menjunjung kesetaraan dapat dicapai dengan tak henti-hentinya melakukan kampanye menyuarakan kesetaraan untuk masa depan yang berkelanjutan yang lebih baik. []

 

ttd

Perkumpulan JalaStoria Indonesia

Digiqole ad