Teropong Kisah Perjuangan 6 Pahlawan Perempuan dengan Teknologi AR

 Teropong Kisah Perjuangan 6 Pahlawan Perempuan dengan Teknologi AR

Gambar (Tangkapan layar dari www.currenshe.com)

Kisah perjuangan pahlawan perempuan Indonesia masih jarang diabadikan. Hal ini menyulut Bank OCBC NISP untuk ikut ambil peran. Mengapresiasi perjuangan pahlawan perempuan Indonesia menggunakan fitur Augmented Reality (AR) dengan filter currenshe.

Dikutip dari baktikominfo.id (31/10/2019) AR atau Augmented Reality bisa dipahami sebagai pelapisan informasi digital pada elemen dunia nyata. Praktisnya, dengan fitur AR dalam suatu perangkat baik laptop maupun smartphone akan memberikan informasi lebih seperti audio dan animasi yang didasarkan pada kondisi lingkungan sebenarnya.

Enam pahlawan perempuan ini bisa ditemukan dalam setiap uang kertas pecahan Rp 2.000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.0000 dan Rp 100.000. Pengalaman dan pengetahuan tentang perjuangan enam perempuan ini bisa dijajal menggunakan smartphone melalui situs www.currenshe.com. Enam pahlawan perempuan itu antara lain:

  1. Laksamana Kemalahayati

Dengan filter currenshe, kisah Laksamana Kemalahayati  dapat didengar dengan lebih dulu memindai (scan) pada gambar yang terdapat di uang kertas Rp 2.000. Inong Laksamana Kemalahayati merupakan panglima perang pertama di Tanah Rencong yang berhasil mengalahkan Cornelis De Houtman. Dari hasil scan tersebut, Laksamana Kemalahayati menyeru, “Wahai Inong nusantara kau pun pejuang untuk perubahan baik negerimu.”

  1. Nyi Ageng Serang

Sepak perjuangan Nyi Ageng Serang dapat didengar dan dibaca dengan mengunjungi currenshe.com. Pengalaman menarik ini dapat dinikmati usai memindai uang kertas pecahan Rp 5.000. Di sana tertulis Nyi Ageng Serang adalah cendekiawan taktik perang yang merupakan nenek dari Ki Hajar Dewantara. Nyi Ageng Serang diketahui sebagai penyusun strategi Perang Diponegoro yang mengantarkan kemenangan Indonesia melawan Belanda. Seperti ini amanatnya bagi perempuan, “Dalam Perang Diponegoro, kupertaruhkan jiwa raga biarkan aku mati dengan sukarela untuk kepentingan bangsaku seribu tahun nanti. Wahai cah ayu, kau pun pejuang, lakukan perubahan, majukan negeri.”

Baca Juga: Baihajar Tualeka, Konsisten Menyuarakan Perdamaian

  1. Andi Depu

Buka www.currenshe.com lalu pindai gambar pahlawan pada uang kertas pecahan Rp 10.000 menggunakan smartphone. Hasilnya, sosok pahlawan perempuan bernama Andi Depu. Dia adalah srikandi dari Mandar yang dikenal lantaran mempertahankan kibaran bendera merah putih di Tinambung pada 28 Oktober 1945. Melalui filter ini, Andi Depu membuktikan para perempuan harus aktif menghapus diskriminasi, “Ayahku Raja Balanipa ke-50. Meski aku keturunan kerajaan, soal pendidikan aku dalam keterbatasan. Namun dalam kesenggangan keadaan baik-baik kugunakan. Dengan rakyat aku melebur berkawan, pondasi agama kukokohkan hingga mantap keyakinan pendidikan bangsaku bisa diperjuangkan.”

  1. Maria Walanda Maramis

Pada 20 Mei 1969, Maria Walanda Maramis dianugerahi gelar Pahlawan Indonesia berdasarkan Surat Kepres No. 012/TK/1969. Dengan teknologi AR, kisah perjuangannya bisa didengar dan dibaca melalui pemindaian gambar pahlawan pada uang kertas pecahan Rp 20.000 pada www.currenshe.com. Permata dari Minahasa ini mendobrak tradisi dengan mendirikan organisasi perempuan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada 8 Juli 1917. Di Sulawesi, Hari Lahirnya (1 Desember) diperingati sebagai Hari Ibu Maria Walanda Maramis. Kepada perempuan Indonesia, dia berpesan, “Kau juga pasti pejuang. Apapun perjuanganmu, yakinlah dan layak kau mampu untuk maju.”

  1. HR Rasuna Said

Dia dijuluki sebagai “Singa Betina” dari Minang. Jurnalis yang cerdas dengan gagasan tajam yang dituangkan dalam setiap pidatonya melawan kolonialisme. Dengan memindai gambar pada uang kertas Rp 50.000, kisah H.R Rasuna Said menularkan semangat perlawanan terhadap penindasan, “Ilmu pengetahuan jadi tombak perjuangan yang tak harus lewat kekerasan. Hidup dalam nyaman tak berarti aku berpangku tangan. Melihat penindasan terjadi dengan penuh kebengisan, aku pun yakin ini bisa dilawan dengan pemikiran. Begitu lantang gagasan mulai kusuarakan. Tajamnya tembus ke segala lapisan. Satu per satu semangat terbangkitkan. Perlawanan yang tanpa kekerasan. Kata-kata rupanya momok bagi mereka para Belanda.”

  Baca Juga: Direktur Institut Sarinah: PRT adalah Pahlawan

  1. Opu Daeng Risadju

Julukannya adalah “Macan Betina dari Tanah Luwu.” Terlahir sebagai bangsawan tak mengecilkan kehendaknya untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan. Scan gambar pahlawan pada uang kertas Rp100.000 pada www.currenshe.com untuk mendengar keberaniannya, “Melawan Nika di Belopa. Kukerahkan pemuda rebut merdeka. Dua kali aku dipenjara hingga tuli aku disiksa. Wahai putri Indonesia, setiapmu juga pejuang untuk usahamu, untuk negerimu.” [Nur Azizah]

Digiqole ad