Hidup Dalam “Terungku” Rumah Tangga
Perempuan ini punya banyak koleksi perhiasan dan barang mewah lain di rumahnya. Tetapi itu semua hanya boleh dikenakan saat keluar bersama suaminya.
Sang suami adalah sosok penyabar dan penyayang namun memberlakukan satu syarat yang amat memberatkan bagi sang istri: dilarang keluar rumah tanpa kehadiran suami.
Bagai hidup dalam sangkar, sang istri sulit memberdayakan dirinya. Interaksi sosial yang menjadi kebutuhan dasar manusia sudah jelas sulit dilakukannya.
Dalam situasi itu keputusan pun dibuat. Selepas anak bungsunya lulus S1, ia minggat dari rumah tanpa membawa harta apapun, selain KTP.
Pengirim
Pegiat Isu Perempuan dan Anak
*sumber foto: independent.co.uk
—–
Stori Mini
Tulisan ini diolah berdasarkan testimoni/cerita berbasis fakta, yang diperoleh redaksi, mengenai pengalaman seseorang/sekelompok orang saat merasakan, menyaksikan atau mengetahui persoalan yang melilit hidup perempuan/anak baik dalam bentuk kekerasan maupun kejahatan fisik, psikis, ekonomi, dan/atau seksual.
Tulisan ini dimuat dengan dua tujuan. Pertama, pelepasan tekanan dan beban yang menumpuk di hati dan pikiran korban, pengirim stori mini. Kedua, penyebar-luasan pengalaman sebagai upaya saling-menguatkan di antara korban lain, pembaca stori mini, dengan pengalaman serupa.
Sekaligus juga sebagai upaya edukasi kepada khalayak tentang betapa menderitanya perempuan/anak korban kekerasan dan kejahatan fisik, psikis, ekonomi, dan/atau seksual.