Wapres Ma’ruf Amin Titipkan Harapan pada KUPI ke-2

 Wapres Ma’ruf Amin Titipkan Harapan pada KUPI ke-2

Tangkapan layar Opening Ceremony of International Conference KUPI II

Layar besar di depan panggung Opening Ceremony of International Conference KUPI ke-2 di auditorium II Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menampilkan video Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Wapres Ma’ruf memberikan sambutan sekaligus membuka perhelatan KUPI ke-2 yang digelar selama 23-26 November 2022.

Berbalut kemeja batik dan berpeci, Wapres Ma’ruf menyatakan Islam memuliakan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan. Tuhan pun tidak membedakan manusia berdasarkan jenis kelaminnya melainkan ketaatan kepadaNya. Begitu pula perintah mengerjakan kebajikan yang juga berlaku bagi laki-laki dan perempuan.

Wapres Ma’ruf mengingatkan bahwa dalam sejarah catatan Islam kerja ulama perempuan sudah ada sejak dulu. Ia mencontohkan kerja-kerja para istri nabi seperti Khadijah dan Aisyah.

Di Indonesia, teladan ulama perempuan pun sudah ada sejak dulu. Salah satunya Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ary. Ia merupakan putri Hasyim Asy’ary yang mendirikan madrasah putri pertama di Mekkah pada 1942 yaitu Madrasah Kuttabul Banat. Ia bahkan menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi anggota bahtsul masail di mana umumnya berisi ulama dan kyai sepuh. Keterlibatan Nyai Khairiyah lantaran ia memiliki kedalaman dan keluasan ilmu agama. Ini hanya satu dari sekian banyak ulama perempuan di Indonesia yang bahkan, menurut Wapres Ma’ruf, mereka bergerak di pelosok. Meski dengan keterbatasan ulama perempuan Indonesia berjuang meninggikan martabat umat dan negara.

Baca Juga: Penghapusan Kekerasan Seksual dan Kongres Ulama Perempuan Indonesia

“Semangat keislaman, nasionalisme, kemanusiaan, dan integritas ulama perempuan terdahulu sepatutnya terus kita kobarkan seiring semakin beratnya tantangan masa depan bangsa. terlebih di kehidupan modern seperti sekarang peranan perempuan semakin penting dalam menopang keluarga, masyarakat, dan bangsa,” terang wapres.

Wapres Ma’ruf kembali mengingatkan bahwa dalam Islam perempuan adalah tiang negara. Di Indonesia, seruan ajaran Islam ini bukan sekadar teori melainkan terus diperjuangkan agar terealisasi. Baik melalui tugas yang dijalankan perempuan di keluarga maupun dengan mengisi ruang publik seperti di bidang dakwah, pendidikan, bisnis, politik, termasuk pemerintahan. Inilah peran ulama perempuan yang sangat strategis dengan prinsip moderat, toleran, dan seimbang.

Ulama perempuan bahkan berpotensi menjadi benteng pertama terhadap ajaran yang berisiko merusak karakteristik dan warna keislaman Indonesia. Melalui dakwah dan pendidikan, dengan kekhasan perempuan, ulama perempuan diharapkan bisa menjangkau ruas-ruas yang rentan terhadap paham radikalisme, seperti generasi muda dan kepada sesama perempuan. Wapres Ma’ruf menyerukan agar ulama perempuan aktif berperan memproduksi narasi Islam yang lebih sejuk dan damai.

“Apalagi dengan meningkatnya penggunaan internet dan media sosial, kelompok yang memang sudah rentan akan semakin mudah terpapar ajaran agama yang menyimpang. Di sinilah KUPI dapat semakin memperkuat kiprahnya. Saya berharap melalui KUPI seluruh ulama perempuan mengambil bagian dalam jihad digital baik dalam dakwah untuk menangkal konten-konten yang kontraproduktif bagi kemajuan umat maupun dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi perempuan dan remaja putri,” terang wapres Ma’ruf.

Baca Juga: Halakah Pra KUPI II: Paradigma dan Metodologi Fatwa Khas KUPI

Kepada KUPI, Wapres Ma’ruf menaruh harap agar ulama perempuan memantapkan kontribusinya dalam mewujudkan peradaban umat manusia yang damai, maju secara berkeadilan dan berkelanjutan, serta maslahat bagi alam semesta sesuai dengan ajaran Islam. Islam yang mengajarkan adil untuk semuanya, rahmat bagi semua, maslahat bagi semua, dan hikmat bagi semua.

Kepada KUPI Wapres Ma’ruf juga menitipkan harapan agar penyelenggaraan KUPI ke-2 melahirkan pemikiran-pemikiran ulama perempuan Indonesia dalam mengisi pembangunan. Pemikiran yang mampu dan relevan menjawab berbagai isu kemanusiaan melalui aksi dan advokasi gerakan, termasuk mendukung formulasi kebijakan publik.

“Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, kongres ulama perempuan Indonesia ke-2 secara resmi saya nyatakan dibuka. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayahnya dan meridhoi semua ikhtiar kita,” kata Wapres Ma’ruf. [Nur Azizah]

 

Artikel ini merupakan bagian dari kontribusi JalaStoria dalam penyelenggaraan KUPI ke-2 di Semarang dan Jepara, 2022

 

 

 

Digiqole ad