Inovasi Teknologi Cegah Angka Kematian Ibu
Setiap tanggal 8 Maret dunia merayakan Hari Perempuan (International Women’s Day/IWD). DigitALL: inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender menjadi tema IWD 2023. Serasi dengan tema tersebut, tulisan ini menghimpun temuan dari mesin pencari Google tentang inovasi dan teknologi terkait penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai menerapkan teknologi dalam mengurangi angka kematian ibu. Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, misalnya, menerapkan aplikasi SIMANIES (Sidoarjo Maternal Neonatal emergency System) dan SICANTIK (Sidoarjo Cegah angka Kematian Ibu dan Anak). Dua aplikasi ini digunakan Dinkes Kabupaten Sidoarjo dalam meningkatkan layanan terhadap ibu melahirkan. Aplikasi ini sudah digunakan di 10 puskesmas dan 10 rumah sakit swasta.
Melalui aplikasi SIMANIES dan SICANTIK, tim kesehatan di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Sidoarjo, termasuk bidan yang memiliki jaringan dengan RSUD dapat mengirim rujukan sebagai langkah untuk mempercepat penanganan.
Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, tim kesehatan puskesmas Umbulsari menggagas inovasi Prasasti (Program Pemantauan Sasaran ibu hamil Risiko Tinggi) melalui aplikasi E-Risti. Aplikasi yang dirintis sejak April 2020 ini menjadi kalender bagi ibu hamil, kader, dan bidan wilayah untuk melakukan pemeriksaan sesuai jadwal. E-Risti memudahkan ibu hamil dan tim kesehatan dalam mencegah keterlambatan pemantauan terutama pada ibu hamil berisiko tinggi. Melalui E-Risti pemerintah setempat berupaya mengurangi situasi gawat darurat pada kehamilan dan persalinan yang mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi.
Baca Juga: Isu Kesehatan Perempuan yang Berkelanjutan
Selain itu, Provinsi Jawa Timur juga memiliki aplikasi “Buaian” (Bunda Anak Impian). Lewat aplikasi ini dinas kesehatan Jawa Timur berupaya menekan angka kematian ibu. Aplikasi yang diinisiasi Universitas Airlangga sejak 2013 ini selain untuk mengedukasi ibu hamil juga memiliki beberapa fitur seperti informasi bidan dan dokter kandungan terdekat, menghubungkan 1000 bidan dan 300 dokter kandungan di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Aplikasi “Buaian” juga membantu ibu hamil untuk mengenali kondisi kehamilannya secara mandiri.
Begitu pun di Semarang, Jawa Tengah. Melalui aplikasi “Sayang Bunda” tim kesehatan Kota Semarang berkomitmen mengurangi angka kematian ibu hamil dan bayi. Aplikasi “Sayang Bunda” mencakup fitur pendampingan, konsultasi, info sarana kesehatan terdekat, kalkulator Hari Perkiraan Lahir (HPL), termasuk artikel seputar kehamilan.
Mari beralih ke luar pulau Jawa. Di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, juga sudah meluncurkan aplikasi “Ambulans Dering Ibu Hamil.” Penerapan teknologi ini menjadi terobosan pemerintah setempat dalam mencegah kematian ibu hamil sekaligus memastikan bayi dalam kandungan aman hingga persalinan.
Inovasi “Ambulans Dering Ibu Hamil” ini diintegrasikan dengan aplikasi ojek online lokal “Draiv” yang sudah digunakan dan dikenal banyak orang. Lewat sistem navigasi ojek online lokal inilah memudahkan pengiriman ambulans jika memang diperlukan.
Saat ini inovasi “Ambulans Dering Ibu Hamil” baru bisa menjangkau enam dari 16 kecamatan yang sudah memiliki akses internet. Meski begitu, setidaknya sudah hampir 3.000 ibu hamil yang terkoneksi dan menerima manfaat.
Baca Juga: Teropong Kisah Perjuangan 6 Pahlawan Perempuan dengan Teknologi AR
Penerapan inovasi teknologi juga dilakukan oleh RSUD Kota Mataram. Melalui aplikasi “Permaisuri Dancing” yang merupakan kepanjangan dari Persalinan Aman, Bayi Sehat, Ibu Berseri dengan ANC Rutin USG, menjadi langkah pemerintah setempat menekan angka kematian ibu dan bayi. Dilansir dari lombokpost.jawapos.com (29/11/2022) aplikasi “Permaisuri Dancing” sudah diunduh 1.080 warga. Jumlah pengguna mencapai 285 orang sejak aplikasi dirilis awal tahun 2022.
Terakhir adalah aplikasi MEWS-OBSTETRI MW (Maternal Early Warning Score Obstetri Modifikasi Wahdi) di Kota Metro, Lampung. Aplikasi ini memudahkan ibu hamil mendeteksi dini keadaan kehamilannya agar terhindar dari tiga keterlambatan. Yakni, terlambat mengenal bahaya, terlambat merujuk, dan terlambat mendapatkan pertolongan cepat di tempat rujukan.
***
Adopsi inovasi teknologi merupakan alat penting bagi pemerintah dalam meningkatkan pelayanan. Dalam hal mengurangi risiko angka kematian ibu dan bayi, inovasi teknologi perlu terus dikembangkan. Tentu ini juga perlu diimbangi dengan penyediaan akses internet yang memadai. Meski begitu, apresiasi bagi daerah yang sudah lebih dulu menggagas inovasi teknologi sebagai salah satu cara menekan angka kematian ibu dan bayi. [Nur Azizah]
Sumber:
https://promkes.kemkes.go.id/inovasi-teknologi-dalam-percepatan-penurunan-aki-akb-di-sidoarjo diakses pada 1 Maret 2023
https://beranda.banggaikab.go.id/luncurkan-aplikasi-untuk-cegah-kematian-ibu-hamil-pemkab-banggai-raih-penghargaan-inovasi-tingkat-asia-pasifik/ diakses pada 1 Maret 2023
https://infokomputer.grid.id/read/123486514/smart-city-kabupaten-banggai-ambulans-dering-untuk-ibu-hamil?page=all diakses 8 Maret 2023
https://ppid.jemberkab.go.id/berita-ppid/detail/prasasti-program-pemantauan-sasaran-ibu-hamil-risiko-tinggi diakses 8 Maret 2023
https://www.gatra.com/news-461508-kesehatan-aplikasi-sayang-bunda-cegah-kematian-ibu-dan-bayi.html diakses 8 Maret 2023
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/aplikasi-buaian-tekan-kasus-kematian-ibu-hamil-di-jawa-timur/ diakses 8 Maret 2023
https://lombokpost.jawapos.com/metropolis/29/11/2022/permaisuri-dancing-inovasi-rsud-mataram-dapat-penghargaan-membanggakan/ diakses 8 Maret 2023
https://info.metrokota.go.id/mews-mw-aplikasi-program-jama-pai-yang-sudah-go-nasional-warnai-puncak-hkn-ke-58/ diakses 8 Maret 2023