Direktur Institut Sarinah: PRT adalah Pahlawan
JAKARTA, JALASTORIA.ID – Halo sobat Jalastoria! Selain pahlawan nasional, ada juga lho sekelompok orang yang memiliki jasa sangat besar dan berharga bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kelompok tersebut adalah Pekerja Rumah Tangga (PRT). Hal ini diungkapkan oleh Eva Kusuma Sundari dalam acara bertajuk Gerakan Ibu Bangsa untuk Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang diselenggarakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani) (3/11/21).
Menurut Eva, PRT adalah pahlawan karena mereka membantu keberlangsungan hidup mulai dari level keluarga hingga negara. “Karena kalau gak ada PRT, mungkin kita juga gak akan fungsional,” tegasnya.
Menurutnya, PRT, khususnya PRT yang bekerja di luar negeri merupakan pahlawan devisa bagi negara. Para PRT yang bekerja di luar negeri membantu dalam perekonomian negara bahkan pembangunan berskala daerah. Mereka mampu menggerakkan perekonomian berskala daerah. “Di daerah Kediri, Trenggalek, dan Tulungagung,” ungkap Eva menceritakan pengalamannya.
Sarinah
Untuk mewujudkan keadilan bagi para PRT yang telah berjasa, Eva turut mengungkapkan posisinya yang mendukung agar RUU PPRT disahkan. Menurutnya, pengesahan RUU PPRT ini dapat mengakomodasi perlindungan PRT sebagai pekerja.
Salah satu alasannya untuk turut mendukung hal ini yakni sosok Sarinah. Sarinah adalah PRT dalam keluarga Soekarno, yang namanya kini digunakan untuk Institut Sarinah. Ia merupakan seorang ibu rumah tangga, sekaligus perempuan pekerja. Kala itu, tantangannya adalah bagaimana mendidik anak dengan baik, sekaligus pintar mencari uang untuk keluarga.
Baca Juga: Menaker: PRT Wajib Diikutsertakan dalam Program Jaminan Sosial
Eva juga menyebutkan, lewat buku berjudul Sarinah, Soekarno mengakui jasa-jasa Sarinah yang besar dalam kehidupan Soekarno. Selain mengasuh Soekarno, Sarinah telah menjadi pintu masuk bagi Soekarno untuk mencintai rakyat kecil.
Nilai-nilai Kepahlawanan
Menurut Eva, jasa PRT tidak hanya tercermin oleh Sarinah yang terlibat dalam kerja-kerja bersama keluarga Soekarno, melainkan secara luas. “Kita semua banyak dididik oleh PRT; dijaga kesehatannya, dijaga gizinya, dijaga adabnya, dst” ungkapnya. “Jadi mereka adalah pahlawan yang menyelamatkan ketidakmampuan negara menyediakan decent job, atau pekerjaan yang layak,” tegasnya.
Selain itu, bagi Eva, para PRT memiliki nilai-nilai kepahlawanan, terutama keberanian. Hal ini dapat dilihat dari tindakan para PRT yang berani mengambil keputusan untuk bekerja, termasuk ke luar negeri, meski belum ada UU Perlindungan PRT.
Adapun nilai-nilai kepahlawanan lainnya yakni: kecermatan melihat, memahami dan mengambil tindakan, adanya kemauan, kejujuran, keterpercayaan, rela berbagi, kecerdasan, keberanian, pantang menyerah, serta keyakinan memperjuangkan kebenaran.
Memanusiakan Manusia
Eva menyebutkan, keinginannya untuk mendeklarasikan PRT sebagai pahlawan baik secara literal maupun konseptual adalah karena ia ingin bahwa bangsa Indonesia dapat menghargai setiap orang. “Memanusiakan orang, itu disebut beradab,” ungkapnya. “Kuncinya di DPR, kalau ingin negara kita beradab, mari memanusiakan PRT dengan mengesahkan RUU PPRT,” tambahnya.
Saat ini, menurut Eva, negara sudah semakin sadar pentingnya perlindungan terhadap PRT. Kesadaran ini yang melatarbelakangi penyusunan peraturan perundang-undangan mengenai perlindungan PRT. Namun menurutnya, hal ini belum cukup. Perundangan mengenai PRT, yaitu RUU PPRT perlu segera disahkan.
Eva menyatakan, apabila setiap orang tidak mendukung perlindungan terhadap PRT, maka sebenarnya orang-orang itu sedang mendegradasi dirinya sendiri. Selain itu, juga mendegradasi kemanusiaannya, serta tidak berkeadilan sosial. “If you treat PRT humanly atau dengan penuh hormat seperti Bung Karno, maka menjadi manusia yang beradab dan berkeadilan sosial bisa kita wujudkan,” tegasnya.
Baca Juga: Marzuki Wahid: RUU PPRT Terkait Kepentingan Nahdiyin
Pengesahan RUU
Sementara itu, Eva mengimbau kepada setiap orang agar sama-sama membangun kesadaran bahwa PRT adalah pekerja yang harus diperhatikan perlindungannya. Ia juga meminta agar setiap orang memaknai kepahlawanan PRT dengan cara melindungi dan menghargai para PRT. Hal ini dapat diwujudkan melalui pengesahan RUU PPRT yang menguntungkan kedua belah pihak (pekerja-pemberi kerja), tidak mengganggu status quo, serta lebih manusiawi dalam lingkungan kerja.
Meski sudah ada Jamsostek, namun hal terpenting menurut Eva adalah pengesahan RUU PPRT. Bagi Eva, PRT adalah contoh konkrit ibu bangsa; PRT mendidik anaknya, mencari uang, menyelesaikan masalah ekonomi, masalah sosial dengan gagah berani dan pengorbanan diri yang luar biasa.
Eva berharap, akan semakin banyak masyarakat yang terbangun kesadaran dan kemanusiaannya untuk memperlakukan PRT dengan penuh hormat. “Anak Pak Presiden gak akan ada yang bisa (kerja) kalau gak ada yang masak-masak kan? Jadi mereka (PRT) menyumbang produktivitas nasional lewat ranah PRT,” pungkasnya. [GN]