Putri Pertiwi: Pelukis Down Syndrome Multi Talenta

 Putri Pertiwi: Pelukis Down Syndrome Multi Talenta

(Sumber Foto: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Mungkin istilah down syndrome bagi kebanyakan kita masih asing ya. Jadi, down syndrome itu adalah suatu kelainan kromoson sejak bayi masih dalam janin, sehingga menyebabkan pertumbuhan fisik dan mental penyandangnya menjadi terbatas. Namun keterbatasan itu tidak malah menghalangi mereka untuk berkarya. Putri Pertiwi salah satunya.

Putri Pertiwi, berusia 28 tahun. Meski usianya sudah dewasa, Putri masih terbatas dalam berkomunikasi, membaca, juga menulis.

Meskipun fisik dan mental Putri mengalami keterbatasan, orang tua putri, juga kakak lelaki dan istrinya sangat menyayangi Putri. Putri pun menyayangi mereka sepenuh hatinya. Itu tertuang jelas dalam lukisan-lukisan Putri di atas kanvas tentang keluarganya.

Pada tanggal 5-13 Januari 2019, Putri berpameran tunggal karyanya di Bentara Budaya Yogyakarta, loh!

Pameran tunggalnya bertajuk: Titik Balik

Iya, Putri memang seorang pelukis; perempuan pelukis.

Dan meskipun Putri penyandang down syndrome, Putri pandai melukis, meskipun belum semahir pelukis profesional seperti maestro lukis Mia Bustam, Kartika Affandi, Dullah  atau Raden Saleh.

Menurut ibunya, Putri tertarik pada dunia menggambar sejak ia sekolah Taman Kanak-kanak di Sekolah Luar Biasa YPAC di Surabaya, rumah mereka dulu.

Ketika keluarga Putri pindah ke Yogyakarta pada tahun 2000, Putri melanjutkan hobi menggambar dan melukisnya  dengan bimbingan guru lukis, seorang sarjana dari Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Bahkan pada tahun 2017 Putri juara pertama lomba mewarnai untuk anak-anak down syndrome pada peringatan berdirinya Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta.

Pada pembukaan pameran lukisan itu, Pak Oei Hong Djien, seorang kolektor seni rupa dalam kata sambutannya mengagumi karya-karya Putri. Pak Hong Djien menyampaikan jika poster tidak menginformasikan bahwa Putri adalah seorang penyandang down syndrome, beliau pikir lukisan-lukisan itu dibuat oleh orang biasa.

Pak Hong juga bilang kekurangan di masyarakat kita adalah masih sering memberi stigma pada orang dan pameran Putri sangat penting sekali karena ini bisa membuka pikiran masyarakat kita bahwa orang dengan disabilitas juga bisa berkarya selayaknya orang lainnya asal ada kemauan dan dibantu oleh orang-orang sekitar.

Semoga kelak Putri bisa menjadi maestro lukis seperti Affandi. Dukungan kita juga sangat berarti bagi Putri dan para penyandang disabilitas lainnya.[]

 

Wida Semito

A music & food enthusiast who love to read books

 

(Sumber liputan wartawan Kompas Haris Firdaus/Citra Anugrahanto pada Koran Kompas terbitan 12 Januari 2019 – vid)

Digiqole ad