Kasih Sayang Perempuan yang Dieksploitasi
Saya ditipu habis-habisan.
Laki-laki ini menipu, melecehkan, dan menyakiti saya. Kejadiannya terjadi pada 2017-2018.
Awalnya kami berpacaran. Tiba-tiba dia mengajak “berhubungan”. Saya mau melakukannya karena dijanjikan akan dinikahi dalam dua tahun.
Dan saya terus “melayani” dia hingga kemudian dia memeras saya dengan meminta uang. Dia memerlukannya untuk rokok, bensin, makan, penginapan.
Bodohnya saya.
Tanpa terasa, tiba-tiba saya hamil. Saya mendesak dia untuk menikahi saya. Tapi ternyata dia menolak.
Saya mengancam akan melaporkan kejadian ini ke keluarganya. Dan secara mendadak, dia mulai menunjukkan sikap baiknya lagi kepada saya.
Namun kebaikannya punya maksud. Dia meminta saya menggugurkan kandungan untuk kemudian berjanji akan menikahi saya dalam dua tahun.
Setelah saya keguguran, dia lantas pergi meninggalkan saya tanpa peduli sedikitpun.
Saya bingung ke mana harus mengadukan kejadian ini? Sebab kami menjalani hubungan secara rahasia, hanya kami berdua yang tahu.
Tetapi di kemudian hari, akhirnya dia menikahi saya. Semua kemauannya saya ikuti. Namun kebersamaan itu hanya bertahan dua bulan.
Kini dia pergi entah ke mana dan sampai sekarang saya tidak tahu harus mencarinya ke mana lagi.
Saya ditipu habis-habisan. Saya mau dia mengganti semua perlakuannya ke saya yang mengakibatkan kerugian yang selama ini saya tanggung.
Saya mau dia ganti rugi atas apa yang saya keluarkan selama saya berhubungan dengan dia.
Saya mau dia bertanggungjawab atas kesehatan di dalam badan saya yang sudah dirusaknya.
Saya hanya mau keadilan.
*Kisah ini dibagikan pengirimnya agar tidak ada lagi korban seperti dirinya atas kelakukan laki-laki yang berperilaku manipulatif. “Agar tidak makin banyak korban,” katanya.
Pengirim
MI, Korban
—–
Stori Mini
Tulisan ini diolah berdasarkan testimoni/cerita berbasis fakta, yang diperoleh redaksi, mengenai pengalaman seseorang/sekelompok orang saat merasakan, menyaksikan atau mengetahui persoalan yang melilit hidup perempuan/anak baik dalam bentuk kekerasan maupun kejahatan fisik, psikis, ekonomi, dan/atau seksual.
Tulisan ini dimuat dengan dua tujuan. Pertama, pelepasan tekanan dan beban yang menumpuk di hati dan pikiran korban, pengirim stori mini. Kedua, penyebar-luasan pengalaman sebagai upaya saling-menguatkan di antara korban lain, pembaca stori mini, dengan pengalaman serupa.
Sekaligus juga sebagai upaya edukasi kepada khalayak betapa menderitanya perempuan/anak korban kekerasan dan kejahatan fisik, psikis, ekonomi, dan/atau seksual.