Penjagaan dan Perusakan Alam oleh Manusia
JAKARTA, JALASTORIA.ID – Helmi Ali Yafie dari Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) menuturkan bahwa penting bagi manusia untuk menyikapi perubahan alam serta melindunginya. Helmi menyatakan, keseimbangan alam tercipta karena munculnya manusia modern sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Bahkan, manusia diberikan mandat oleh Allah SWT sebagai khalifah yang menjaga keseimbangan tersebut. Mandat tersebut diberikan melalui beberapa ayat di dalam Al-Qur’an.
Lantas, bagaimana manusia memaknai mandat untuk menjaga keseimbangan alam ini? Ia menjelaskan, banyak manusia seringkali menghianatinya dengan melakukan usaha perusakan alam. “Ada kecenderungan seolah-olah memperbaiki alam, di belakang itu (manusia) melakukan perusakan terhadap alam,” ujarnya.
Mengapa bisa terjadi kecenderungan semacam itu terhadap alam?
Menurut Helmi, cara pandang manusia berubah terhadap alam seiring berjalannya waktu. Awalnya karena teknologi modern mulai berkembang pada abad ke-16. Sebelumnya, pandangan dominan adalah alam merupakan sesuatu yang bersifat organik. Kemudian, berganti menjadi alam merupakan sesuatu yang hanya berbentuk pergantian musim.
Helmi mengatakan, ilmu pada awalnya mencari keharmonisan terhadap alam. Kemudian, muncul pemikiran dari Francis Bacon bahwa alam harus ditaklukkan. Alam kemudian dianalogikan sebagai perempuan yang harus ditaklukkan. Gambaran ini kemudian memengaruhi cara produksi manusia sampai saat ini. “Begitu eksploitatif terhadap alam, serta menjadi karakter kebudayaan zaman modern,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa tindakan eksploitasi alam juga didorong oleh kebijakan pemerintah yang cenderung mengeksploitasi alam. Paradigma pertumbuhan ekonomi di sebuah negara menjadi biangnya. Contohnya pada masa Orde Baru, Helmi menerangkan ada banyak kasus penggusuran lahan produktif warga. Semua demi kepentingan investor luar negeri yang ingin menanam modal di Indonesia.
Helmi juga mengomentari tentang penambangan liar yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia sampai hari ini. Ia menegaskan, bukan warga sekitar yang melakukan penambangan tersebut. Perusahaan besar yang berupaya mengeruk sumber daya alam tanpa ada usaha konservasi di dalamnya.
“Mereka menggunakan alat berat untuk aktivitasnya itu dan terjadi di berbagai tempat, perusahaan yang melakukan. Bukan rakyat,” ucapnya. Seringkali proses penambangan liar disokong oleh aparat setempat yang melindunginya. Akibatnya, orang-orang yang protes hal tersebut ditangkap dan dituduh sebagai pelaku kriminal.
Baginya, perusakan alam ini memicu berbagai bencana. Ia mengomentari soal menurunnya kualitas serta kuantitas air di tempat-tempat penambangan. Selain itu, hutan juga dirusak untuk pembukaan lahan penambangan.
Pemanfaatan sumber daya alam menurut Helmi seharusnya ada batasan-batasan yang sudah didiskusikan oleh pemerintah setempat. “Ini seperti mendorong untuk terus konsumtif. Pengerukan sumber daya alam semakin menjadi-jadi saat ini,” tuturnya.
Oleh karena itu, Helmi menekankan upaya pelestarian lingkungan. Ia memfokuskan peran perempuan sebagai ‘penyelamat ibu bumi’ perlu didorong dalam upaya tersebut.
“Perempuan memang bisa dianggap sentral dalam upaya pelestarian alam. Di Swara Rahima, punya simpul jaringan di berbagai daerah. Mereka membangun ekonomi tapi tetap menjaga ekosistem,” tambah Helmi.
Ia mencontohkan dengan upaya Farha Ciciek di Ledokombo yang mendorong komunitas gerakan pelestarian lingkungan. Selain itu, Emi di Kalimantan juga mendorong sosialisasi pertanian alami tanpa bahan kimia dalam praktiknya ke berbagai komunitas.
Terakhir, Helmi menegaskan bahwa kajian lingkungan hidup perlu diajarkan di sekolah maupun pesantren. “Untuk kajian lingkungan hidup, Kiai Ali Yafie pernah membuat konsep pemikiran soal pelestarian lingkungan sebagai syariat keenam dalam Islam. Bentuknya supaya masuk ke kurikulum di sekolah. Semoga bisa terwujud lewat upaya kita semua yang sadar dalam menjaga keseimbangan alam,” harapnya. [ANHS]
Liputan Serial Talkshow Ramadhan Salam Seri V: Visi Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Perlindungan Keseimbangan Alam, yang ditayangkan melalui kanal Youtube JalaStoria Indonesia dan berbagai kanal lainnya (RMB Sejati, AMAN Indonesia, Mubadalah, Official IAIN Syekh Nurjati Cirebon), pada 2 Mei 2021. Ikuti Talkshow Seri V ini di sini.