Pagglait: Babak (Masalah) Baru Perempuan India

 Pagglait: Babak (Masalah) Baru Perempuan India

Gambar (Sumber: imdb.com)

Oleh: Nu’man Nafis Ridho

 

Judul : Pagglait
Genre : Black Comedy Drama
Sutradara : Umesh Bist
Rilis : 26 Maret 2021
Durasi : 1 jam 55 menit

Film yang rilis di Netflix pada 26 Maret 2021 dengan judul Pagglait, menyuguhkan penggambaran yang agak lain mengenai masalah yang dihadapi perempuan di India. Dibuka dengan adegan kematian seorang laki-laki muda bernama Astik Giri yang baru menikah sekitar lima bulan. Peristiwa itu menggambarkan peralihan kisah perempuan India yang dipaksa menikah oleh keluarganya dengan alasan ekonomi, menjadi kisah perempuan yang menjalani kehidupan setelah peristiwa perkawinan paksa tersbut.

Film memperlihatkan bahwa setelah peristiwa perkawinan paksa, perempuan masih akan menghadapi masalah-masalah lain di masyarakat. Sandhya yang diperankan Sanya Malhorta menghadapi masalah perihal hak waris atas sejumlah uang dari mendiang suaminya. Mungkin, kisah tersebut akan terasa biasa saja jika diangkat ke jagat perfilman. Namun Umesh Bist selaku sutradara berhasil membawa alur kisah ini secara subtil dan hangat.

Pembawaan kisah dan juga tangkapan layar kamera yang hangat, sanggup membawa penonton menikmati kisah ini sambil merasakan emosi yang hadir di film. Selain sutradara, para aktor dan aktris yang berperan dalam film juga turut andil dalam pembangunan emosi di film.

Baca Juga: Kejahatan Perkawinan: Ketika Monogami Dikhianati

Perebutan Hak Waris

Warisan jadi akar munculnya permasalahan-permasalahan yang ada dalam Pagglait. Memang awal cerita ini dimulai dengan kematian, tapi warisanlah yang menyebabkan kekisruhan dalam keluarga tersebut. Sebut saja kekisruhan itu datang sebab angsuran rumah ayah dan ibu Astik belum lunas; rasa tidak terima ibu Sandhya melihat anaknya diperlakukan tidak seperti keluarga; anak dari salah satu paman Astik membutuhkan modal untuk biaya membuka restoran.

Itulah beberapa kekisruhan yang disebabkan oleh warisan yang Astik tinggalkan. Warisan itu berjumlah 5 juta rupee, atau setara dengan 932 juta rupiah. Pengungkapan warisan tersebut muncul ketika salah satu pegawai asuransi IndiaFirst Lite Insurance bernama BK Arora datang ke rumah keluarga tersebut. Saat adegan itulah kekisruhan meletup di rumah mendiang Astik.

Baca Juga: Apakah Poligami Tanpa Izin Bisa Dipidana?

Saat itu juga situasi Sandhya berubah. Ia mengalami hal-hal baru bagi dirinya. Muncullah rencana dari keluarga Astik, terutama dari paman yang anaknya perlu modal tersebut. Ia mencoba mengurung Sandhya dengan cara membujuknya agar menikah dengan anak dari paman tersebut. Dengan demikian, warisan itu tidak akan keluar dari rumah itu.

Selain itu, muncul juga rencana untuk mengubah nama pada ahli waris menjadi nama orang tua dari Astik. Paman-paman Astik mendorong ayah Astik untuk mendatangi BK Arora dan kemudian menyuapnya dengan sejumlah uang agar mau mengubah nama pada hak waris tersebut. Namun, hal itu tidak terjadi.

Kedua orang tua Astik tidak menginginkan rencana-rencana tersebut. Mereka sudah teramat sedih karena ditinggal pergi oleh anak sulungnya. Tetapi di satu sisi, mereka juga membutuhkan uang itu untuk keperluan membayar angsuran rumah.

Terlepas dari itu, film ini memperlihatkan bahwa percobaan-percobaan pengekangan terhadap perempuan tetap hadir bahkan setelah berjalannya pernikahan yang juga dimulai atas dasar paksaan. Realitas itu berhasil ditangkap dan ditawarkan Umesh Bist secara halus dan tanpa menggebu-gebu lewat Pagglait.

Baca Juga: Kekerasan terhadap Perempuan dan Upaya Pemberdayaan Korban

Menolak Kehadiran Orang Ketiga

Di tengah kepelikan permasalahan yang dihadapi Sandhya karena meninggalnya sang suami yang tak begitu dikenalnya, ia justru menemukan foto perempuan yang bertuliskan ‘untuk sayangku’. Situasi semakin rumit ketika perempuan yang berada di dalam foto justru datang mengunjungi rumah dan mengucapkan belasungkawa. Aakansha Roy yang diperankan Sayani Gupta jadi sosok perempuan dalam foto.

Meski dinikahkan dengan lelaki yang tak begitu dikenalnya, Sandhya tetap merasa cemburu ketika ada foto perempuan lain di dalam lemari mendiang suaminya. Perasaan cemburu itu tetap hadir meski pasangan itu disatukan bukan karena keinginannya masing-masing.

Hampir keseluruhan film bercerita mengenai kepelikan-kepelikan yang dirasakan perempuan India dalam perjalanannya mengarungi rumah tangga dan kisah seputarnya. Namun demikian, Pagglait tidak sepenuhnya menghadirkan kenelangsaan-kenelangsaan saja, tapi juga menghadirkan semangat dan optimisme perempuan untuk bangkit dan melawan.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional: Selebrasi atau simpati?

Pada akhir kisah, film memperlihatkan semangat Sandhya dalam melawan segala macam percobaan-percobaan pengekangan yang dilakukan padanya. Ia menolak ajakan menikah dari sepupu yang menginginkan modal itu untuk usaha restoran. Sebaliknya, ia malah memberikan warisan tersebut kepada mertuanya yang membutuhkan uang itu untuk angsuran rumah mereka. Selain itu, semangat juga ditunjukkan Sandhya dengan pergi untuk mengejar mimpi dan juga bekerja untuk hidupnya sendiri.[]

 

Senang mengulas film dan buku, juga menulis esai, serta mendengarkan lagu.

Digiqole ad