Ngobrol Bareng tentang Cerita Anak Muda Kalimantan Melawan Kekerasan Seksual di Kampus

 Ngobrol Bareng tentang Cerita Anak Muda Kalimantan Melawan Kekerasan Seksual di Kampus

Ngobrol Bareng (JalaStoria.id)

Sobat JalaStoria, pernah dengar kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus? Sekalipun disebut sebagai “kekerasan seksual di kampus”, lokus kejadian ga mesti di kampus lho, sobat. Yang dimaksud di sini adalah baik pelaku dan korban maupun salah satu di antaranya berasal dari lingkungan kampus.

Kekerasan seksual di lingkungan kampus sekaligus menunjukkan bahwa faktor pendidikan seseorang bukanlah jaminan baginya untuk tidak menjadi pelaku kekerasan seksual. Beberapa kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengajar di beberapa penguruan tinggi ternama merupakan bukti yang menggugurkan mitos bahwa pelaku  kekerasan seksual berpendidikan rendah. Mitos lainnya yang juga gugur bahwa pelaku bukan orang yang dipandang baik dan terhormat oleh lingkungannya. Justru dengan predikat dan status sosial yang dimilikinya, seolah makin membuka ruang baginya untuk leluasa melakukan kekerasan seksual.

Baca juga: Mitos Vs Fakta Pelaku Kekerasan Seksual

 

Investigasi yang dilakukan Tirto.id pada 2019 mengumpulkan 174 kesaksian penyintas dari 70 kampus di Indonesia. Dari 174 kasus tersebut pelakunya terdiri dari dosen, mahasiswa, staf, pastor, warga di lokasi KKN, hingga dokter di klinik kampus. Lokasi terjadinya kekerasan seksual dapat terjadi di kampus, klinik kampus, atau dalam kegiatan di luar kampus yang merupakan kegiatan kemahasiswaan (Tirto,id, 2019).

Bentuk kekerasan seksual yang terbanyak dilaporkan oleh penyintas tersebut adalah pelecehan seksual. Berikutnya, intimidasi bernuansa seksual, dan perkosaan. Namun, kurang dari 20 persen yang melaporkan. Selebihnya memilih bungkam dengan berbagai alasan. Ada yang tidak tahu ke mana harus melapor, merasa pelaku adalah orang yang dihormati di lingkungan kampus sehingga birokrat kampus akan berpihak kepada pelaku, merasa tidak akan dipercayai karena tidak ada bukti, dan kebingungan dengan riwayat seksualnya.

Tirto melaporkan penyintas berasal dari 70 kampus di Indonesia, di mana yang terbanyak melaporkan adalah Semarang dan Yogyakarta, atau secara umum terbanyak dari pulau Jawa.  Metode survey yang disebarkan secara daring bisa jadi memengaruhi tingkat jangkauan kepada penyintas dari berbagai kampus lainnya yang berada di luar pulau Jawa. Dari peta sebaran lokasi yang diumumkan Tirto, terdapat 2 titik yang terlihat berada di pinggiran Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Secara umum pemberitaan kekerasan seksual di kampus, sekalipun masih lebih banyak yang tidak dilaporkan, banyak mengungkap kasus yang terjadi di pulau Jawa dan kampus yang dipandang menyandang nama besar. Padahal, tidak menutup kemungkinan jika kekerasan seksual juga terjadi di kampus manapun di mana relasi kuasa yang timpang dengan mudah ditemukan.

Btw, relasi kuasa itu apa ya? Di antaranya, karena adanya kewenangan dosen dalam memberikan penilaian kepada mahasiswa.  Hal itu juga disebabkan karena belum terbangunnya wacana kesetaraan dan keadilan gender dan penghormatan atas hak kesehatan seksual dan reproduksi, di kalangan kampus sekalipun.

Nah, Sobat, berdasarkan pemikiran tersebut, JalaStoria.id bekerja sama dengan Pasah Kahanjak menyelenggarakan diskusi daring berupa Ngobrol Bareng, untuk menggali cerita kekerasan seksual di kampus dan upaya anak muda atau mahasiswa untuk melawannya. Kegiatan ini didukung juga oleh Perludem dan SINDOnews.

Kegiatan yang akan diselenggarakan pada hari Senin, 8 Juni 2020 ini, akan ditayangkan juga melalui live streaming Youtube SINDOnews dan Facebook JalaStoria.id, mulai jam 14.30 – 16.00 WIB. Dipandu oleh moderator Wiendy Hapsari, Kepala Litbang Sindomedia, kegiatan ini akan menghadirkan  dua narasumber, yaitu Renny Astuty, Direktur Puan Mahakam, Kalimantan Timur, dan Ditta Wisnu, Pendiri Pasah Kahanjak, Kalimantan Tengah.

Ikuti obrolan JalaStoria.id dan SINDOnews dalam rangka mempersiapkan kegiatan ini melalui tautan ini

 

Dalam Ngobrol Bareng Seri 1 ini, Sobat JalaStoria dapat menghadirinya melalui aplikasi Zoom dengan mendaftar melalui tautan ini:.  Tautan link beserta Meeting ID dan Password akan diinformasikan melalui email masing-masing peserta yang mendaftar.

Yuk bersama-sama membangun gerakan anak muda melawan kekerasan seksual di kampus!

Digiqole ad