Membaca Ulang Konsep Gender dalam Pembangunan
Oleh: Artika Kristanti
Bagi sebagian masyarakat, untuk membedakan gender dan jenis kelamin kadang masih bercampur aduk. Padahal, ini adalah hal mendasar dalam mengenal seluk beluk isu perempuan. Tulisan ini mengingatkan ulang tentang perbedaan tersebut, pun mengenal tentang apa kebutuhan gender.
Diawali dengan apa itu jenis kelamin. Jenis Kelamin adalah perbedaan organ biologis laki-laki dan perempuan khususnya pada bagian reproduksi. Jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki dapat dibedakan secara biologis. Jenis kelamin mengacu pada hal yang kodrati (ketentuan Tuhan) yang dapat dibedakan secara biologis, yang identitasnya dapat ditentukan oleh ciri-ciri genetika dan anatomi. Tentu saja jenis kelamin tidak dapat dipertukarkan. Sebab jenis kelamin berlaku universal, sepanjang masa, di mana saja dan pada siapa saja.
Sedangkan gender mengacu pada perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada relasi sosial dan peran-peran yang dikonstruksi serta diharapkan oleh masyarakat untuk dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Peran gender ini dipelajari, dapat berubah dari waktu ke waktu, dan sangat bervariasi. Gender biasanya dibentuk berdasarkan pengaruh budaya setempat.
Baca Juga: Gender dan Permasalahan Citra Tubuh
Adapun kebutuhan gender dapat dibedakan menjadi dua yaitu kebutuhan gender praktis dan kebutuhan gender strategis. Kebutuhan gender praktis adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kehidupan/kepentingan baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan kebutuhan strategis adalah kebutuhan yang berkaitan dengan posisi subordinasi yang jika dipenuhi akan menghasilkan suatu transformasi untuk memperkecil bahkan menghilangkan kesenjangan gender.
Kebutuhan gender praktis dan strategis berfungsi agar ketimpangan gender bisa dikurangi demi mencapai kesetaraan.
Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam setiap sektor pembangunan.
Baca Juga: Jihad Gender untuk Mengurai Masalah Kekerasan
Seperti apa tahapannya? Berikut 4 langkah kegiatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan gender melalui PUG:
- Integrasikan Permasalahan Gender dalam Prosedur Kelembagaan
Memulai sebuah proses perubahan kelembagaan dalam hal prosedur dengan memasukkan permasalahan gender yang penting ke dalam proses perencanaan dan penyusunan program. Prosedur juga bisa diterapkan dalam implementasi, monitoring, evaluasi semua program dan kegiatan.
- Melakukan Analisis Gender
Ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan yang harus diatasi dalam aspek: akses, partisipasi, kontrol dan manfaat.
- Mengembangkan Program untuk Memenuhi Kebutuhan Praktis Gender
Ini bisa dilakukan dengan cara mengakomodasi kebutuhan perempuan untuk dapat menjalankan peran-peran sosial. Hal ini sebagai cara untuk merespons kebutuhan jangka pendek, misalnya perbaikan taraf hidup.
- Mengembangkan Program untuk Memenuhi Kebutuhan Strategis Gender
Ini merupakan kebutuhan perempuan yang berkaitan dengan perubahan subordinasi perempuan terhadap laki-laki seperti pembagian kerja, kekuasaan dan kontrol terhadap sumber daya. Termasuk di dalamnya adalah penghapusan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan.
Baca Juga: Bercerita tentang Diskriminasi Berbasis Gender (Bagian 1)
Memahami tentang kesetaraan gender berkaitan dengan fungsi antara laki-laki dan perempuan adalah hal penting bagi setiap individu. Sebab kesetaraan gender dapat terlaksana atau terwujud dimulai dari diri.
Anak muda yang punya tekad sepenuh hati melayani masyarakat (sosial) dalam situasi dan keadaan apapun selama bisa dan mampu
Sumber:
Materi Yulius Hendra, Pattiro, “Penguatan Kapasitas Bagi SDM Lembaga Masyarakat Mitra” yang disampaikan dalam pertemuan “Sinergi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bagi Lembaga Masyarakat”, 20 Juli 2022