Krisis Corona: Belajarlah pada Pekerja Migran Indonesia

 Krisis Corona: Belajarlah pada Pekerja Migran Indonesia

(Foto: Dok. Pribadi)

Oleh: Wahyu Susilo

 

Apa yang terjadi di Indonesia setelah adanya pengumuman mengenai 2 pasien terduga positif Corona? Respons beberapa pihak menurut saya cukup memalukan.

Yang paling fatal adalah tersebar informasi yang seharusnya adalah informasi confidential dalam berbagai platform media sosial dan penerima pesan. Lebih parah lagi adalah liputan media massa yang juga mengumbar data pribadi yang seharusnya dilindungi.

Kelakuan yang tak kalah memalukan adalah kepanikan yang berlebihan diikuti dengan langkah serakah memborong bahan-bahan medis, masker bahkan sampai bahan makanan.

Ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh komunitas pekerja migran Indonesia yang ada di luar negeri, terutama yang berada di kawasan yang sudah terlebih dahulu mendeklarasikan ada pasien terpapar corona. Alih-alih menyebarkan kabar bohong atau larut dalam kepanikan, mereka malah menjadi pihak yang mendorong solidaritas untuk menangani wabah Corona dengan kebersamaan dan kepedulian.

Beramai-ramai mereka mendesak Pemerintah Indonesia berbuat konkrit untuk para warganya yang ada di kawasan terdampak parah. Saya bersama mereka ketika mereka berdialog menuntut langkah konkrit Pemerintah Indonesia melalui teleconference di Kantor Staf Presiden beberapa waktu yang lalu.

Tak hanya itu, berbagai organisasi pekerja migran meminta para kepala daerah, BUMN, dan Menteri mengirimkan masker untuk didistribusikan kepada puluhan ribu pekerja migran Indonesia dan juga ke warga lokal. Setiap waktu mereka juga berjibaku membendung hoax yang juga deras menyerbu membonceng wabah corona ini.

Yang ada di kampung halaman, komunitas purna pekerja migran juga tak tinggal diam. Memanfaatkan apotik hidup, jahe, dan kunyit asem, mereka memproduksi sirup sehat untuk dikonsumsi menjaga stamina tubuh. Virus Corona memang belum diketahui obat mujarab untuk mematikannya, namun mengkonsumsi rempah-rempah atau empon-empon bisa menjadi pelindung stamina tubuh. Teman-teman komunitas purna migran di Desa Peduli Buruh Migran Sabrang dan Dukuh Dempok, Jember memproduksi sirup sehat tersebut.

Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan![]

 

Direktur Eksekutif Migrant Care

Digiqole ad