Ketika Tisu Toilet pun Langka

 Ketika Tisu Toilet pun Langka

(Sumber foto: Pixabay/Hslbi)

Bagi orang Kaukasia yang terbiasa dengan budaya memakai tisu untuk membersihkan diri setelah buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB), tisu toilet adalah barang kebutuhan pokok bagi mereka.  Berbeda dengan budaya kita di Indonesia yang cukup membasuh dengan air setelah BAK atau BAB.

Sementara itu, wabah Covid-19, yang sekarang sudah menyebar di lebih 19 negara dan menginfeksi lebih dari 3 ribu orang, selain menguji kemanusiaan kita, juga mengungkapkan sifat asli manusia.

Di berbagai tempat di dunia terjadi panic buying oleh orang-orang. Beberapa kebutuhan dasar seperti tisu toilet tiba-tiba menghilang di rak-rak supermarket. Orang yang paling terdampak dari aksi panic buying ini adalah para lansia terutama lansia perempuan, karena mereka secara fisik kalah gesit daripada yang masih muda.

Seperti yang diceritakan oleh saudara saya, Kak Yorna, yang tinggal di Australia. Dia adalah seorang staf dinas sosial pemda setempat di Australia. Dia bertugas merawat para lansia di daerahnya.

Biasanya secara periodik dia akan berkeliling mengecek kondisi kesehatan para klien lansianya untuk dilaporkan kepada Pemda. Kadang-kadang, dia membantu para lansia itu untuk berbelanja barang yang mereka perlukan.

Di awal Maret 2020, dia bercerita melalui akun media sosialnya, bahwa dia sangat sedih tatkala membantu berbelanja untuk kliennya, seorang lansia perempuan. Sejumlah barang yang dititipkan untuk dibeli tidak dijumpainya, padahal barang itu sangat diperlukan oleh lansia tersebut.  Salah satunya adalah tisu toilet karena benda itu sudah habis di semua tempat.

Dia akhirnya dengan berat hati menyarankan pada lansia tersebut untuk meminta tisu toilet kepada tetangganya. Dia juga menyampaikan untuk segera menelpon kepadanya jika sang lansia tidak mendapatkan tisu toilet dari tetangganya.

Saat itu, dia sungguh berharap tetangga lansia itu mau berbagi beberapa rol tisu toilet kepadanya. Setelah ditunggu sekian waktu, sang lansia itu tidak menghubunginya kembali. Saudara saya itupun mengasumsikan bahwa lansia tersebut sudah mendapatkan tisu toilet yang dibutuhkan.

Diganti Air?

Walaupun tisu toilet menjadi langka akibat panic buying, mengubah kebiasaan dari penggunaan tisu toilet menjadi air untuk membasuh, bagi para lansia Kaukasia sepertinya sangat sulit. Mereka sudah sedari kecil terbiasa membasuh dengan memakai tisu toilet.

Hal berbeda tentunya jika dibandingkan dengan keturunan Indonesia di Australia dengan salah satu orangtua yang berasal dari Indonesia. Biasanya, di keluarga peranakan Indonesia, mereka mempunyai bidet atau gun shower atau botol cebok. Dalam kondisi kehabisan tisu toilet, mereka akan membasuh dengan air sebagai substitusi tisu toilet.

Sungguh, wabah Covid-19 ini bukan saja memporakporandakakn sistem kesehatan dan ekonomi semua orang di dunia, tapi juga menguji kemanusiaan kita dan mungkin mengubah kebudayaan manusia.

Mungkin saja setelah wabah ini berakhir, orang Kaukasia yang terbiasa memakai tisu toilet setelah BAK dan BAB akan mulai memikirkan penggunaan air untuk membersihkan diri. Hal itu dapat dikatakan mengubah budaya menjadi seperti orang Indonesia atau etnis lain di Asia yang lebih nyaman membersihkan diri dengan air.

 

Wida Semito

(Kisah ini dituturkan kembali atas seijin pemilik cerita)

Digiqole ad