Kekerasan Seksual Mendominasi Tindak Kekerasan Pada Anak

Ilustrasi (Iconicbestiary/Freepik.com)
Setiap orang pasti mengalami masa kanak-anak, sebelum akhirnya menjadi remaja dan dewasa. Masa kanak-anak diyakini sebagai masa yang sangat menyenangkan, karena pada fase pertumbuhan ini sama sekali tidak memikirkan beban hidup. Penuh dengan kasih sayang, perhatian, dan permainan yang menyenangkan bersama keluarga dan teman sebaya. Sayangnya, kondisi di lapangan tidak selalu ideal. Tidak semua anak menjalani kehidupannya dengan baik. Alih-alih bahagia, justru terasa menyakitkan dan penuh trauma.
Seperti yang dialami oleh anak perempuan berumur 9 tahun yang masih duduk di Sekolah Dasar. Ia menjadi korban perkosaan oleh kakek lanjut usia 65 tahun di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Kejadian pemerkosaan ini terjadi dalam rentang waktu 2021 sampai dengan 2022 saat korban masih berumur delapan tahun. Terduga pelaku yang berprofesi tukang pengepul melakukan pemerkosaan sebanyak lima kali dalam rentang waktu tersebut. Pelaku mengiming-imingi dengan uang sebesar Rp 2 hingga Rp 5 ribu. Tidak hanya itu, korban juga sempat diancam agar tidak memberitahu perihal pemerkosaan tersebut kepada orang lain.
Baca Juga: Kekerasan Seksual pada Anak, Kenali 3 Tanda Ini
Dalam kekerasan seksual terhadap anak, pelaku seringkali merupakan orang terdekat. Misalnya, ayah kandung atau ayah tiri. Di Sidoarjo, seorang anak perempuan berusia 11 tahun hamil akibat diperkosa oleh ayah tirinya. Siswi kelas 5 SD ini diperkosa berkali-kali oleh ayahnya saat ibunya pergi bekerja. Pelaku mengancam akan menyiksa korban jika tidak mau menuruti hawa nafsunya.
Tindak kekerasan pada anak berdampak besar terhadap masa depan anak. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), ada 21.241 anak yang menjadi korban kekerasan di dalam negeri pada 2022. Berbagai kekerasan tersebut tak hanya secara fisik, tapi juga psikis, seksual, penelantaran, perdagangan orang, hingga eksploitasi.
Baca Juga: UU TPKS Ajak Korban Kekerasan Seksual Berani Lapor
Sumber yang sama menyebutkan, kekerasan seksual mendominasi tindak kekerasan pada anak dengan 9.588 anak menjadi korban. Disusul angka tertinggi kedua adalah kekerasan psikis berjumlah 4.162 anak. Kekerasan secara fisik dialami oleh 3.746 anak. Kekerasan seksual, psikis dan fisik menempati 3 jenis kekerasan yang paling banyak dialami anak.
Kekerasan lainnya adalah penelantaran sebanyak 1.269 anak, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) sebanyak 219 anak, dan eksploitasi 216 anak. Kasus dengan keterangan lainnya terdapat sebanyak 2.041 anak. Angka-angka tersebut tentu bukanlah angka sebenarnya dari banyaknya kasus yang dialami anak. Seperti fenomena gunung es, masih banyak kasus yang belum terlapor dan terdeteksi di lapangan.
Anak perempuan menjadi korban kekerasan tertinggi dibanding anak laki-laki. Sejak Januari hingga Mei 2022, data di Robinopsnal Bareskrim Polri mencatat 2.267 anak di seluruh wilayah di Indonesia menjadi korban kejahatan. Dari data tersebut, jumlah anak perempuan yang menjadi korban sebesar kurang lebih 80,68 persen. Selebihnya adalah anak laki-laki yang menjadi korban kejahatan.
Jenis kejahatannya beragam, di antaranya kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual. Jenis lainnya adalah penelantaran, mempekerjakan anak di bawah umur, hingga pelanggaran hak asasi anak-anak sebagai manusia.
Pertanyaan besar dalam hal ini, mengapa anak bisa menjadi korban tindak kekerasan seksual? Dalam jurnal berjudul Analisis Faktor dan Dampak Kekerasan Seksual pada Anak, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak. Di antaranya adalah perubahan hormon pada pelaku, perkembangan teknologi, dan perubahan gaya hidup. Faktor lainnya adalah pengaruh sosial dan budaya serta minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kekerasan seksual.
Baca Juga: Ketika Laki-Laki Bicara Perempuan Korban Kekerasan
Penyebab lain terjadinya kekerasan seksual pada anak di antaranya seperti faktor budaya patriarki, konflik antar budaya, dan faktor internal yang dimiliki pelaku. Selain itu, juga karena tingkat kontrol masyarakat rendah dan adanya patologi dalam keluarga.
Anak tidak menyadari bahwa dirinya adalah korban kekerasan seksual. Anak sebagai korban adalah pihak yang paling dirugikan. Tindak kekerasan seksual pada anak akan berdampak sangat besar terhadap kehidupan anak. Dampak yang dialami secara fisik, psikologis dan sosial.
Dampak secara fisik lebih mudah diidentifikasi, seperti kehamilan bagi korban perempuan. Dampak fisik lain seperti adanya luka di bagian tubuh tertentu, atau bahkan kerusakan pada organ korban. Hal ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak secara fisik. Selain dampak fisik, ada pula dampak secara psikologis. Kekerasan seksual pada anak akan memengaruhi mental anak. Anak sebagai korban kekerasan seksual berpeluang mengalami depresi dan menurunnya kepercayaan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Selain itu, riset menunjukkan bahwa dampak fisik dan mental akan mempengaruhi kehidupan korban secara internal. Dampak eksternalnya adalah dampak sosial. Lingkungan korban akan memberikan reaksi terhadap kekerasan seksual yang dialami. Reaksi tersebut dapat berbentuk positif dan negatif. Tidak semua orang memahami faktor atau penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak. Tidak sedikit yang berpandangan bahwa kekerasan seksual terjadi karena kesalahan dari korban sendiri. Misalnya karena korban dianggap berpakaian terbuka. Akibatnya, korban kekerasan seksual alih-alih mendapatkan dukungan, justru dikucilkan oleh lingkungannya.
Baca Juga: Selaput Dara dan Dampak Kekerasan Seksual pada Anak
Tindak kekerasan terhadap anak akan merenggut hak-hak anak. Hal ini berpengaruh pada kehidupan sehari-hari anak serta masa depan mereka. Kehidupan dan masa depan depan harus dilindungi agar mereka dapat tumbuh dan perkembangan dengan baik sebagai penerus bangsa. Oleh karenanya, menjadi tugas bersama untuk ikut membantu sesuai kemampuan saat terjadi kekerasan pada anak. [Uung Hasanah]
Sumber:
https://www.liputan6.com/news/read/5320463/bocah-sd-diperkosa-berkali-kali-oleh-seorang-kakek-di-jakarta-timur
https://www.jawapos.com/surabaya-raya/01431099/lagilagi-bocah-sd-di-sidoarjo-hamil-diperkosa-bapak-tiri
https://dataindonesia.id/varia/detail/sebanyak-21241-anak-indonesia-jadi-korban-kekerasan-pada-2022
https://pusiknas.polri.go.id/detail_artikel/kekerasan_seksual_mendominasi_kasus_kejahatan_pada_anak
https://journal.unpas.ac.id/index.php/humanitas/article/download/4118/1920/
