Grooming
Oleh: Maryam Jamila
Kenapa ada sekelompok orang yang punya perspektif keadilan tapi tetap membela pelaku mati-matian? Itu karena grooming.
Apa itu grooming? Jadi grooming di sini adalah upaya pelaku untuk memanipulasi sekelilingnya agar kekerasan yang dia lakukan ternormalisasi dan kelihatan itu bukan kekerasan. Dalam kekerasan seksual, semua manipulasi untuk menormalisasi perilaku itu juga bisa dikatakan grooming.
Aku berikan informasi berdasarkan penanganan kasus kekerasan seksual yang terjadi di kolektif Lingkar Studi Kerakyatan (LSK) Kalimantan Timur. Aku punya kawan lelaki salah satu pendiri LSK. Dia sangat dekat denganku sejak hari pertamaku di Samarinda. Dia menemaniku kemana mana. Dia cerdas, kiri banget, progresif, yah pokoknya relasi pertemanan kami sangat berkualitas.
Suatu hari kawan perempuan sekamarku menghubungi, bisakah aku melakukan konseling pada korban kekerasan? Tapi lokasinya di Sangatta, 6 jam dari Samarinda. Aku agak susah mengiyakan tapi gak tega nolak, jadi gak langsung kujawab.
Beberapa hari kemudian muncul sebuah rilis di Aksi Kamisan Kaltim. Perihal kornologi kekerasan seksual dari LSK. Saat itu aku dah lamaa banget aku gak ikut diskusi LSK, dan aku kaget dong! Ternyata pelakunya kawanku!
Modus pelakunya, yah korban diajak diskusi, dirayu, diperkosa, ghosting deh… Berulang kali, sampai beberapa perempuan anggota LSK yang baru belajar marxist jadi korban.
Aku coba hubungi dia. Ga ada jawaban! Antara percaya dan gak percaya. Gila aja, dia tuh kiri banget, berintegritas, dan kita ke mana-mana berdua bareng aku gak pernah disentuh. Dia juga sangat kooperatif. Masa memperkosa?
Ternyata ini grooming pertama!
Dia menampilkan persona diri seolah lelaki kiri berintegritas di depanku supaya aku gak tahu kalau dia bejat. Jadi kalau dia ketahuan, aku gak akan percaya dengan mudah.
Grooming kedua. Setelah viral namanya ke up. Dia buat status di facebook. Intinya, mengaku bejat, ga tau diri, merasa bersalah, dan akan tanggung jawab. Lho, semua yang menghujat jadi mensupport. Yaelah from loser to hero banget lah. Dia menggrooming dirinya heroik.
Jadinya orang-orang simpati sama dia dan berprasangka pada korban. Aku juga sempat simpati banget, apalagi dia temanku kan :(, udah pinter, baik, ahh paling cuma khilaf. Boom, aku kena manipulasi!
Nah, pelaku yang menggrooming banyak orang ini akhirnya membuat banyak orang lain melakukan grooming tambahan seperti grooming ketiga, salah seorang dari NGO lingkungan besar nemuin aku. Cerita “Kami lho, pacaran tinggal sekontrakan, aku kira itu konsern, kenapa sekarang bilang itu kekerasan seksual?”
Dan ada juga pelaku kekerasan lain yang bilang “Mereka ini gak pengen nyerang aku, mereka pengen nyerang lembaga. Begitu kata dia dan manajernya.” Padahal aku kenal manajernya, wah keren banget perspektifnya. Tapi manajernya terlanjur kena grooming pelaku. Jadi si manajer simpati banget ke pelaku karena kena manipulasi. Kok bisa? Manipulasi korban aja bisa, masa manipulasi kamu gak bisa.
Jadi, kalau temenmu pemerkosa dan kamu malah simpati ke dia, ada dua kemungkinan: Kamu gak punya perspektif, atau kamu kena grooming!
By the way, LSK keren lho, temenku yang pendiri dipecat! Memang pemerkosa jangan dikasih panggung di gerakan kemanusiaan![]
Pekerja Sosial
===
Tulisan ini dipublikasikan oleh akun @mrymjameela via Twitter dan dituliskan kembali untuk JalaStoria.id