Di Bawah Tekanan Luka dan Trauma
Perempuan siswi kelas XII Aliyah itu sama sekali tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan lelaki berperilaku binatang.
Di sore yang sunyi itu, di tepi jalan dengan pohon tebu mengepung sekeliling, ia berjalan santai seorang diri, pulang dari sekolah.
Di tengah khayalannya meneruskan pendidikan S1 di bidang keperawatan, seorang lelaki tetiba turun dari motor dan mengadangnya.
Langkah siswi itu terhenti laku jahat lelaki yang kemudian membekap tangan, menutup mata, dan memperkosanya.
Pengalaman nahas itu sontak memupus angannya melanjutkan studi.
Bukan karena tak mampu secara ekonomi, melainkan karena penderitaan batin yang menyengat hati dan pikirannya.
Sejak kejadian di sore itu, ia sering menyendiri, murung, terus menangis, hingga berusaha menyakiti dan menyalahkan dirinya sendiri.
Ia takut hamil dan belum siap jika harus mengandung dan melahirkan anak.
Pengirim
Pegiat Isu Perempuan dan Anak
*sumber foto: change.org
—–
Stori Mini
Tulisan ini diolah berdasarkan testimoni/cerita berbasis fakta, yang diperoleh redaksi, mengenai pengalaman seseorang/sekelompok orang saat merasakan, menyaksikan atau mengetahui persoalan yang melilit hidup perempuan/anak baik dalam bentuk kekerasan maupun kejahatan fisik, psikis, ekonomi, dan/atau seksual.
Tulisan ini dimuat dengan dua tujuan. Pertama, pelepasan tekanan dan beban yang menumpuk di hati dan pikiran korban, pengirim stori mini. Kedua, penyebar-luasan pengalaman sebagai upaya saling-menguatkan di antara korban lain, pembaca stori mini, dengan pengalaman serupa.
Sekaligus juga sebagai upaya edukasi kepada khalayak tentang betapa menderitanya perempuan/anak korban kekerasan dan kejahatan fisik, psikis, ekonomi, dan/atau seksual.