3 Kasus Femisida, Miris! Pelakunya Orang Terdekat Korban
Aksi kekerasan terhadap perempuan masih menjadi momok di banyak negara, salah satunya di Indonesia. Bahkan ada istilah femisida untuk aksi kekerasan yang masih menghantui kaum Hawa.
Femisida merupakan pembunuhan terhadap perempuan yang dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung karena jenis kelamin atau gendernya. Kejahatan femisida didorong superioritas, dominasi, hegemoni, agresi maupun misogini atau kebencian terhadap perempuan serta rasa memiliki perempuan, ketimpangan relasi kuasa dan kepuasan sadistik.
Mengacu pada data yang dihimpun Komnas Perempuan, sepanjang 2023 kasus femisida di Indonesia terbanyak adalah femisida intim, yaitu sebanyak 109 kasus. Disusul oleh femisida non-intim sebanyak 15 kasus dan bunuh diri akibat kekerasan berbasis gender sebanyak 12 kasus.
Sementara jumlah korban terbesar adalah istri, yaitu 72 orang, diikuti oleh pacar (33 orang) dan mantan pacar (9 orang). Motif tertinggi pelaku adalah cemburu, ketersinggungan maskulinitas, kekerasan seksual, dan menolak perceraian atau pemutusan hubungan.
Baca Juga: Film Vina: Sebelum 7 Hari, Bukti Nyata Femisida Ada di Indonesia
Sayangnya, kasus-kasus femisida hingga kini masih belum banyak yang terselesaikan. Bahkan keluarga korban femisida hingga kini masih berjuang mendapatkan keadilan. Salah satu yang kini viral karena kasus femisida yakni keluarga Vina dari Cirebon. Kasus tersebut kembali mencuat setelah munculnya film Vina: Sebelum 7 Hari yang diangkat dari kisah nyata.
Vina adalah gadis remaja yang dibunuh dan mendapat perlakukan kekerasan seksual oleh sekelompok lelaki (geng motor). Peristiwa naas yang menimpa Vina itu terjadi pada 2016 dan hingga kini keluarga korban masih memperjuangkan keadilan.
Tak hanya Vina, di Indonesia khususnya pada 2024 ini ada beberapa kasus yang digolongkan aksi femisida. Ada apa saja?
Berikut ini tiga kasus femisida yang paling banyak disorot pada 2024, dihimpun JalaStoria dari berbagai sumber:
Pembunuhan wanita dalam koper
Tim Gabungan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Satreskrim Polres Metro Bekasi dibantu Polsek Cikarang Barat dan Polrestabes Bandung, belum lama ini menangkap pembunuh wanita berusia 50 tahun. Jasad korban berinisial RN temukan di dalam sebuah koper di Jalan Raya Kalimalang, Kabupaten Bekasi, Kamis (25/4/2024).
Berdasarkan keterangan tim penyelidikan, pembunuh Rini itu diketahui sebagai Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29), yang tak lain adalah teman kerja korban. Ahmad Arif ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga: Pilu, Kisah Korban Pemerkosaan Tragedi Mei 1998
Kepada polisi, Ahmad Arif mengaku awalnya ia tak berniat membunuh Rini. Ia hanya ingin mengambil uang Rp43 juta yang dibawa oleh korban. Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Rovan Richard Mahenu, menyebut Ahmad Arif nekat merebut uang perusahaan yang dibawa Rini karena kurang modal untuk menikah.
Suami mutilasi istri
Kasus pembunuhan disertai mutilasi juga terjadi di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jumat (3/5/2024) sekitar pukul 07.30 WIB.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham mengatakan pelaku membunuh korban dan memutilasinya dengan menggunakan pisau.
Pelaku yang bernama Tarsum (41), adalah warga Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dia tega membunuh dan mutilasi istrinya sendiri, YT (40).
Baca Juga: 6 Perempuan Inspiratif di Dunia Pendidikan, Jasanya Tak Terlupakan
Diungkap Kapolres Ciamis AKBP Akmal dari Polres Ciamis, Tarum akan diperiksa kejiwannya. Pemeriksaan kejiwaan Tarsum sehubungan dengan penyelidikan sementara kepolisian yang menyebutkan bahwa sebelum kejadian pelaku mengalami perubahan karakter dan sifat.
Ibu muda dibunuh saat tidur
Seorang ibu muda di Minahasa Selatan, Sulut, berinisial RT (24) dibunuh suaminya, RL (24). Konon korban yang baru saja melahirkan anak keduanya itu dibunuh karena mengingau. Kapolres Minahasa Selatan AKBP Feri R. Sitorus mengatakan korban dibunuh pada saat tertidur lelap.
“Jadi, tersangka mendengar istrinya mengigau sambil berkata ‘Nda usa keluar pi kerja di Bolsel’ (jangan pergi kerja di Bolsel),” ungkap Kapolres Minahasa Selatan AKBP Feri R. Sitorus.
Mendengar kata-kata dari sang istri atau korban, RL emosi membabi buta. Pelaku mencurigai sang istri selingkuh dengan lelaki lain.
Kemudian, RL mengambil sebilah pisau di dapur dan menikam istrinya bahkan melukainya secara membabi buta dengan parang hingga meninggal dunia.
Itulah tiga kasus terkait femisida yang terjadi di Indonesia. Tiga kasus ini menjadi perhatian publik karena dilakukan oleh orang terdekat secara sadis.
Elvira Siahaan, perempuan apa adanya, mencintai anjing, dan suka petualangan baru.